My name is Professor Adi Masli, the Koch Foundation Professor in Accounting at the University of Kansas, USA. I am delighted to convey my testimony about Doctor Budi Pranowo. I currently reside and work in Overland Park, Kansas, USA. During certain months of the year, I travel back home to Indonesia, and I am grateful to have Doctor Budi as my primary care physician when I stay at Yogyakarta. I can honestly say that Doctor Budi possesses essential traits that make him a top-notch physician in my personal view. Clearly, he is a highly capable professional and holds an impressive track record. But, much more than that, he is caring toward his patients, meticulous in both his diagnosis and testing, willing to effectively communicate with and listen intently to his patients, empathetic to his patients’ struggles, collaborative with other medical professionals, and persistent in advocating for the best possible care of his patients. Doctor Budi also faithfully serves as the primary care physician of my mother and father, both living in Yogyakarta, and whom I deeply love and care about. Living so far away from my parents, I undoubtedly worry about their health and well-being. However, I have a deep peace of mind knowing that Doctor Budi is with them, able and ready to attend to their medical needs. In sum, Doctor Budi is a true gem and the medical community is fortunate to have him. I will continue to entrust him to take great care of my family and me. Finally, I wish him and his team an empire of success as they embark on their health tourism endevour.

Saya ingat dulu saya pernah menjadi pasien Dr. Budi dan keluarga saya sangat berterima kasih dengan kehadiran beliau.

Dulu ketika keluarga kami sedang berlibur di Kota Jogja, saya pernah mengalami sakit perut di tengah malam dengan rasa sakit yang tak terelakkan. Perut terasa seperti dipukul sampai tidak bisa jalan dan hanya bisa ngeruntel di lantai, hingga mulut ini pun juga sudah tidak dapat berkata apa-apa. Usut punya usut setelah dibawa ke IGD rumah sakit terdekat, ternyata diketahui saya terkena usus buntu dan kata dokter yang menangani saya pada saat itu saya perlu melalui proses operasi segera.

Dengan melihat kondisi keuangan kami yang tidak siap dengan biaya operasi pada saat itu serta ketakutan saya untuk melalui tahapan operasi, maka kami mencoba untuk menimbang alternatif lain dengan mencari informasi terkait penyakit usus buntu. Saat itu kebetulan kami mendapat berita dari salah seorang anggota keluarga kami bahwa di Jogja ada Dr. Internis hebat yang dapat mengatasi penyakit usus buntu dengan baik tanpa melalui operasi. Tak perlu pikir panjang kami pun bergegas ke rumah sakit tempat beliau bertugas.

Disana kami dilayani dengan pelayanan yang begitu baik dan dengan proses pelayanan yang cepat tanggap. Tak disangka ternyata benar adanya bahwa dengan bersama beliau penyakit usus buntu saya dapat teratasi tanpa perlu menghadapi operasi. Dari pengalaman saya tersebut, saya pun bisa membantu sepupu saya yang kebetulan juga terkena uaus buntu. Saat ini sudah 20 tahun berlalu, hingga saat ini penyakit usus buntu saya dan sepupu saya pun tidak pernah muncul kembali. Terima kasih banyak Dr. Budi Pranowo 🤗🥰

2002 adalah tahun pertama saya dirawat oleh dr Budi Pranowo SpPD. Saat itu saya di rawat inap di RS. Panti Rapih Yogyakarta.
Melihat dan mengikuti metode dr. Budi sejak awal hingga diagnosa, pengobatan, sanpai pemulihan membuat saya merasa aman dan tenang, saya berada in the right hand.

Beliau sangat detil & teliti untuk mendapatkan sebuah diagnosa dan pengobatannya apa saja. Semua test laboratorium staupun test lainnya diipilih secara hati-hati dan teliti agar diagnosa & pengobatannya tepat. Walaupun sudah sangat berpengalaman beliau tidak “over confidence” dalam menetapkan sebuah diagnosa tanpa didampingi hasil test lab yg cukup.

Penjelasan dr. Budi juga selalu lengkap dan detil tentang suatu penyakit dan bagaimana mengobatinya. Oleh karenanya sejak 2002 hingga saat ini saya, suami, dan anak kami adalah pasien setia dr. Budi. Beliau sudah seperti “family physician” untuk kami. Kebetulan suami adalah WNA yang sangat rigid soal kesehatan, dan menpercayakan sepenuhnya kesehatan kami di tangan beliau.